Halaman

Sabtu, 23 Juni 2012

TKI Ku Sayang, TKI ku Malang


Perempuan itu bukan komoditi karena itu, STOP perdagangan perempuan!
Dua ratus tahun setelah perbbudakan dihapuskan, isu perdagangan manusia malah semakin menjadi. Percaya atau engga, saat ini ada sekitar tiga juta orang di seluruh dunia yang menjadi korban perdagangan manusia. Perempuan dan anak-anak sebagai kaum yang paling rentan justru jadi korban paling banyak. Di dunia yang katanya sudah beradab ini, masih relakah kita dijadikan komoditi !?
Contoh yang paling dekat adalah mengenai Tenaga Kerja Indonesi (TKI) yang bekerja di Negara lain. Mimpi indah mereka untuk mendapatkan penghasilan di Negara lain ternyata banyak berakhir sebagai mimpi buruk. Gaji yang mereka terima tidak sesuai perjanjian sebelumnya, atau mesti bekerja jauh lebih berat dari yang dijanjikan. Bahkan banyak juga yang tidak diberikan gajinya sehingga menjadi tenaga kerja paksa.
Tenaga kerja paksa ini biasanya jadi korban penyekapan. Paspor mereka ditahan oleh majikan sehingga tidak dapat kabur. Penyekapan ini sering membuat korban melakukan hal-hal nekat, seperti melawan majikannya hingga bunuh diri. Saat majikan kurang puas dengan hasil kerja para pekerja, kadang penyiksaan juga jadi bayarannya.
Ancaman yang lain adalah eksploitasi seks. Buruh migrant gelap yang awalnya dijanjikan mendapat pekerjaan layak malah dipaksa menjadi PSK di rumah-rumah bordil. Para buruh ini belum tentu selamat dari pelecehan seksual. Sudah banyak kasus pemerkosaan dan pelecehan terjadi pada buruh migran yang dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Saat itu, berakhir semua mimpi indah para pekerja tersebut.

Tidak ada komentar: