Halaman

Rabu, 22 Agustus 2012

Tentang Ibu Rumah Tangga

Untuk moms, bunda semua yang sepenuh hati mendedikasikan segenap jiwanya untuk keluarga
(re-share from bundainbiz-re-share from ummi magz)

Diawal pernikahan, saya dan suami membuat kesepakatan dengan ikhlas bahwa saya tinggal dirumah mengurus rumah tangga dengan fokus pada pendidikan anak. Sementara, suami menjadi kepala rumah tangga dengan fokus pekerjaan di luar rumah. Ketika itu, saya menganggap pekerjaan rumah tangga hanyalah pekerjaan sederhana, karena bukankah menjadi ibu rumah tangga adalah fitrah wanita? Tetapi, setelah menjalani kehidupan rumah tangga, saya baru sadar, ternyata pekerjaan rumah tangga itu sangat rumit.

Seorang ibu rumah tangga tidak memiliki jam kerja tertentu, artinya, tugasnya dimulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Bahkan, menjadi ibu rumah tangga, berarti banyak belajar, seperti belajar manajemen, baik manajemen rumah tangga, manajemen keuangan sampai manajemen qalbu. Lalu belajar pembukuan, dimana aku selalu njelimet mengatur keuangan, karena penghasilan suami memang pas-pasan. Dan kemudian belajar psikologi, baik psikologi anak maupun psikologi umum.
Bahkan, untuk bisa mensyukuri nafkah dari suami, aku harus punya bermacam-macam ketrampilan, seperti memasak yang sebelumnya jarang aku lakukan. Ketrampilan menjahit pun harus aku kuasai. Sebab, untuk pakaian anak yg jumlahnya bertambah setiap dua tahun, terlalu mahal bagiku apabila harus membeli pakaian jadi.
Alhamdulillah, dengan bekal kemauan dan sedkit nekad, Semua ketrampilan itu dapat aku kuasai. Termasuk ketrampilan pangkas rambut! Mulai rambut abinya, sampai anak keenam kutangani sendiri. Bayangkan jika upah pangkas rambut 1 orang Rp 4.000 maka aku bisa berhemat 28 ribu rupiah tiap bulan. Begitupun pakaian anak, aku bisa hemat 50 % dari harga pakaian jadi dipasaran dikalikan kebutuhan 8 orang. Bukankah penghematan cukup besar? Belum lagi, makanan jajanan yg kuolah sendiri. Aku yakin, jika beli makanan jadi harganya pasti berlipat.

Namun, setelah sekian banyak yg kuhemat, nyatanya keuangan kami tetap seret. Rupanya penyebabnya adalah minimnya penghasilan suami.
Maka jadilah aku, tiga tahun belakangan ini, seorang motivator sekaligus
konsultan bagi suamiku, sehingga alhamdulillah kini suamiku telah mempunyai pekerjaan yg layak dengan status yg baik di masyarakat.
Lalu, seiring dengan kemandirian anak-anak, aku pun memilih salah satu keahlianku untuk kusumbangkan pada masyarakat. Aku ingin lebih bernilai, tidak hanya bagi keluarga tapi juga bagi masyarakat. Alhamdulillah, suamiku mendukung niat itu.

Kadang-kadang, timbul pikiran jahilku, berapa gajiku seharusnya atas semua tugasku ini?
Aku ratu rumah tangga sekaligus pembantu.
Aku manajer merangkap baby sitter.
Aku juga akuntan dan konsultan suamiku dalam usahanya.
Pendidik sekaligus tukang ketik, penggagas sekaligus tukang pangkas.
Aku juga seorang pengobat sekaligus perawat.
Keluarga kami jarang kedokter atau rumah sakit, berbekal kepandaian pijat refleksi dan juice therapy yg kupelajari dari buku.
Aku juga aktor bagi anak-anak takkala menggambarkan berbagai macam watak yg ada dalam cerita yg sedang kami baca.
Itulah karirku selama 15 tahun menjadi ibu rumah tangga.
Aku lantas teringat kata-kata Mahbub Junaidi -Seorang ekonom Pakistan- “Jika ibu-ibu rumah tangga meminta diberikan gaji, maka nilainya adalah satu milyar dollar pertahun. Sebuah nilai yg besar utk budget sebuah negara. Syukurlah ibu-ibu rumah tangga memberikan tenaganya dengan cinta, maka tak perlu memusingkan Kepala Negara bukan?
Aku setuju dengan pendapatnya. Aku sanggup bersusah payah menjalani karir ibu rumah tangga, walau selalu diremehkan dan jarang mendapat pengakuan yg layak dari masyarakat, hanya karena aku sangat mencintai suami dan anak-anak yang diamanahkan Allah padaku. Dan yg lebih penting dari semua itu aku mendapat cinta dari Yang Maha Pencipta. Allahu Rabbul ‘Alamin.

Salam hormat buat ibu-ibu rumah tangga sejati.
Karirmu sangat penting, dalam mempersiapkan generasi Rabbani.
Dan gajimu, insya Allah kehidupan hakiki syurgawi.

Membiasakan dalam kebaikan


Kebaikan itu indah
seindah mentari pagi yang tidak membagi-bagi
semuanya diberi sehingga kita sering menanti hadirnya

kebaikan itu lucu mengemaskan
selucu sang bayi yang selalu ikhlas memberi dan menerima
semua tindakan dan penerimaan didasari jernihnya hati

kebaikan itu mempesona
seperti pelangi yang hadir tanpa diduga dan direka
sehingga kita takjub oleh pesonanya

Kebaikan itu teratur
laksana mahluk-NYA teratur dalam penciptaan dan ketiadaannya
sehingga kita tidak pusing lagi memikirkan bagaimana proses dan akhirnya

kebaikan itu kita
karena kita hidup atas kuasa-NYA. dan berlimpah kebaikan 
kala kita mampu ikhlas untuk selalu teratur dalam padanan-NYa

kebaikan itu kita 
ketika kita mampu memberi dan menerima untuk-NYA
ketika kita selalu berusaha mempesona-NYA dengan tunduknya hati kita

kebaikan itu selalu banyak jalan
dalam keadaan bahagia dan sedih, kondisi lapang ataupun sempit
selalu...dan selalu ada kebaikan dari-NYA.

KITA HANYA PERLU MEMBIASAKAN SANGKA KITA SELALU BAIK PADA-NYA! 
KARENA DIA MENGIKUTI SANGKA KITA.

Kamis, 09 Agustus 2012

Peluk

Saat ini selain lagi riweuh sama yang namanya menyelesaikan syarat wajib jadi sarjana, gw lagi suka baca bukunya mas Andrea Hirata yang berjudul Cinta di Dalam Gelas. Dari judulnya aja udah terlihat klo buku ini punya berjuta-juta makna yang sangat asyik untuk "dinikmati". Di mozaik 13 tentang langkah pertama ada sebuah puisi yang gw suka banget. Bahkan akhir-akhir ini lagi sering gw hafalin :p. Mungkin udah pada penasaran ya kaya apa puisi itu :)

Peluk  
Disebabkan karena kau terlalu malu,  
Dengan penuh gengsi kau berbalik  
      dia pun berlalu
Rasakan itu olehmu, sekarang baru kau tahu
Bahwa semua keindahan di dunia ini
     berkelabat dengan cepat
dan hukum-hukum Tuhan ditulis
     sebelum telepon dibuat
Orang-orang indah yang kau temukan di pasar,
    stasiun, terminal dan tikungan
Kekasih, kemewahan mutiara raja brana,
    kemilau galena dan intan berlian
Semuanya akan meninggalkanmu
Kecuali secangkir kopi
Dia ada di situ, tetap di situ, hangat,
    dan selalu dapat dipeluk



Selasa, 07 Agustus 2012

Rintik Hujan yang Terabadikan

Rintik hujan jatuh dari peraduannya, mengabadikan semuanya ..  
   "tetesan hujan menyuburkan tanah yang tandus ...
   "sungguh takjub tetesan hujan tanpanya tanaman kian sulit tumbuh..
   "arti hadirmu ibarat rintik hujan yang sempurna..
    "menyempurnakan yang tandus menjadi subur
    "menyempurnakan yang kering menjadi basah
    "menyempurnakan yang mati menjadi tumbuh
Rintik hujan mengabadikan dengan secangkir coklat hangat  :)
Rintik hujan membasahi sepanjang jalan dan bersatu menjadi kuat ..
Indah nian rintik hujan saat itu, berjalan beriringan, dengan 1 tujuan ..
Berjalan bergandengan mengalir kemanapun arah daratan dengan seribu tantangan..
Tanpa mempedulikan siapa aku, siapa kamu..  
''aku dan kamu sama, sama satu tujuan, sama satu jalan..
  ''menuju takdir yangn jelas..
  ''kebahagiaan bersamamu..
Duhai rintik hujan, abadikan semuanya..
setelah rintik hujan berhenti rangkailah denga pelangi terindahmu :)
Hadirnya pelangi indahmu untuk saat ini dan akan selalu hidup di masa yang akan datang :)

yang barusan dibaca adalah berbait-bait puisi yang dibuat oleh seorang yudi untuk gw.. huaaa pas baca pertama kali speechless banget.. speechless campur seneng banget karna baru kali ini dibuatin puisi oleh seorang cowok *cewek juga ga pernah sih* hehe..
di malam tanggal 11/11/11 itu memang hujan adalah saksi dimana kami menguntai rasa dan harapan.. saksi dimana kami saling mengutarakan perasaan dan kebahagiaan.. 
thanks for my sweetest man.. you're just good to be true :)

In the MeanTime


Meskipun banyak orang mengatakan bahwa hidup adalah masa kini, tapi gw percaya sepenuhnya bahwa apa yg menggerakkan seseorang adalah masa depan. 
Dan apakah masa depan itu, exactly? Bagi gw masa depan hanya lah sebuah bongkahan keyakinan dan harapan akan segala sesuatu yang lebih baik dari yang dirasakan tidak baik pada masa kini. Antara ada dan tiada, antara ya dan tidak. Dan manusia selalu bergantung pada segala yang ada dan tiada itu. Paling tidak, gwrasa gw begitu. 

Bagaikan kapal laut yang mencari arah mercu suar, bagaimana bisa gw hidup dan mengarahkan kapal kehidupan gw apabila mercu suarnya itu sendiri tidak terlihat? Apabila tidak ada tujuan dan harapan yang ingin gwtuju sebagai mercu suarnya, bagaimana gw yakin bahwa gw tidak terus berputar-putar di satu arah?What even worse, menentukan mercu suar tidak lah mudah bagigw. Gw bahkan masih harus mencari tahu, mercu suar mana dan seperti apa yang ingin gwtuju. Belum lagi dalam perjalanan mencari mercu suar itu sendiri yang terkadang membosankan atau penuh gelombang. Hingga terkadang gw jadi ingin sekedar diam di dalam kapal tanpa menavigasikannya, dan membiarkan apapun yg terjadi, terjadilah,Que Sera Sera. Mungkin gw berharap dapat bertemu suatu pulau yang tak gwkenal sama sekali hingga gw bisa belajar mencari tahu, atau bisa menemukan kapal lainnya, atau sekedar menabrak karang dan hancur. Namun itu dulu, saat gw kira gw hanya berlayar sendirian di laut lepas yang luas. Ternyata, setelah gw perhatikan lebih seksama, gw menemukan begitu banyak kapal di sekeliling gw, sampai-sampai laut itu menjadi begitu sempit dan gw terhimpit kapal-kapal lainnya. Gw bahkan tidak bisa bergerak ! Sejauh mata memandang, yang terlihat hanyalah tiang-tiang kapal dan bendera dari kapal-kapal lainnya. Gw bahkan dapat melihat lampu-lampu menyala terang di malam hari dari dek kapalgw. Kabar baiknya, ternyata gw tidak sendirian dan perjalanan ini seharusnya tidak membosankan. Kabar buruknya, gw menjadi lebih sibuk untuk menghindari tabrakan dengan kapal-kapal lainnya itu daripada mencari arah dan memastikan mercu suargw. Dan sekarang gw jadi merindukan perjalanan gw yang sepi sendiri dan membosankan itu.

~~if yesterday is history, tomorrow is mystery, and today is a gift, what about "in the 'mean'time"?

Good Bye My Past



The reason people find it so hard to be happy is that they always see the past better than it was, the present worse than it is, and the future less resolved than it will be.