Halaman

Minggu, 24 Juni 2012

Hati-hati Berteman Dengan Amarah


Keadaan psikologis yg mmbawa sifat seseorang beralih dari jalur alamiahnya adalah amarah. Saat amarah mengendalikan dn mengepung manusia, amarah mngambil bentuk kesombongan dan mnghilangkan pnghalang yg mencegahnya masuk ke dalam kehendak manusia, kemudian menghasutnya untuk mencelakai lawannya tanpa pertimbangan apapun. Selubung amarah membutakan pikiran dan dapat mengubah manusia mnjadi seekor hewan yg kurang memiliki kesadaran akan knyataan. Hal ini membuatnya melakukan kejahatan kemudian memiliki akibat yg abadi pada kehidupannya. Tetapi, ketika ia menyadari kesalahannya, yakni biasanya saat ia menghadapi hasil yg tdk diminta dan jatuh kdalam lubang penderitaan..

Sifat buruk ini hanya membawa kpd penderitaan, karena puncaknya tdk menyusut kecuali saat 'jiwa yg menyalahkan' menang, dan mengubah perbuatan rendah seseorang menjadi kobaran amarah kemudian menyebabkan kehilangan kredibilitas dgn pnilaian akal dan hati nurani. Saat akibat pnilaian akal muncul pada org yg marah, gelombang pnderitaan brsama dgn rasa sakit yg hebat muncul dalam hati. Bahkan, tubuh rapuh trhadap akibat yg merugikan dr amarah, krn tubuh adalah tempat tinggal kebahagiaan bagi jiwa.

Jika kita bermaksud mengobati kejahatan dgn kejahatan di semua hal, dan membalas dendam kpd musuh kita dengan melontarkan cacian-cacian yg tdk sopan, maka kita pasti telah membuang-buang sebagian besar kehidupan kita dgn percekcokan dan perdebatan. Selain itu, kita kehilangan kekuatan kehendak dn menanggung kerendahan diri krn kelemahan.

Rasullullah saw memerintahkan hal brikut pada saat marah :
"... Oleh karena itu, jika salah seorang dari kalian menemukan sebagian dari (amarah) ini dalam dirinya, jika ia sedang brdiri seharusnya ia duduk, dn jika ia sdang duduk seharusnya ia berbaring. Jika dia masih marah, maka dia harus melakukan penenangan dgn air dingin atau mandi, karena api hanya dapat dipadamkan dgn air."


Manusia selalu dijadikan subyek kpd ksalahan dan kelalaian. Oleh karena itu, jika tindakan kita menghasut seseorang utk menjadi marah, maka kemudian metode terbaik untuk memperoleh maafnya adalah dgn mengakui kesalahan kita padanya..

Pengetahuan adalah sebuah cara mengurangi kekerasan dan memperbaiki sikap. Semakin meningkat lingkaran pengetahuan manusia, semakin meningkat pula cakrawala pemikirannya, dan memberinya lebih banyak kekuatan untuk melawan perangkap hawa nafsu sehingga ia menjadi sabar dan lebih pemaaf..
 

Tidak ada komentar: