Halaman

Minggu, 24 Juni 2012

Angin memang tak dapat digenggam


Bukan aku tak menghargai kenangan, namun masa lalu memanglah telah berlalu. Bersamanya ada banyak hal yang dengan susah payah berhasil kulalui, kulepaskan, dan kulupakan. Ada banyak hal yang dengan sekuat tenaga berhasil kuubah. Dan ada beberapa yang aku tak terlalu bersemangat untuk mengulang ataupun mengingatnya kembali. 

Bagiku segalanya sederhana saja, apa yang terpenting saat ini, itulah yang kujaga baik-baik. Apa yang ada di depanku, itulah yang kujelang. Apa yang tak perlu kucari, takkan kukejar. Apa yang tak perlu kupermasalahkan, takkan kupikirkan. Apa yang nantinya akan kulupakan, takkan kusimpan. Kalau toh nantinya aku harus menjalaninya, maka tak perlu kuributkan apa yang tak kusukai. Entah sejak kapan, yang aku inginkan hanyalah mempermudah dan menyederhanakan hidupku. Rasanya waktuku terlalu singkat dan tenagaku terlalu terkuras untuk memikirkan dan menjalankan apa yang seharusnya tidak menjadi masalahku. 

Dulu aku selalu mengatakan kepada mereka yg kukenal, anggaplah aku seperti angin. Sekarang, aku merasa aku memanglah angin. 

Karenanya, bukan aku tak menghargai kenangan. Namun seringkali, kenangan diingat karena ada yang ingin digenggam. 

Sementara angin, tak akan pernah bisa digenggam. 

~~~
Segalanya yang pernah berarti, tak akan jadi selalu berarti.


Tidak ada komentar: